Laman

Selasa, 27 Oktober 2020

#2 (Kumpulan Cerpen)


Judul: #2 (Kumpulan Cerpen)

Pengarang: Syauqi Sumbawi

Penerbit: Rumah Semesta Hikmah bekerjasama dengan Pustaka Ilalang

Cetakan: Pertama, Juni 2020

Tebal: viii + 158 halaman

Ukuran: 14 x 20,5 cm

 

Pengantar Pengarang; Narasi Awal

 

SALAM. Bagaimana kabar anda hari ini?! Baik-baik saja bukan?! Syukurlah. Dan tentu saja anda baik-baik saja. Kalau tidak demikian, kita tidak mungkin berjumpa di sini. Di depan gerbang kumpulan cerpen ini.

O, ya. Perkenalkan, saya adalah narasi yang dimaksud-kan oleh pengarang untuk menyambut kehadiran anda sebelum menyusuri ruang-ruang dalam #2 ini. Karena itu, agar terkesan sesuai dengan s-o-p atau standar operasional penyambutan, pembacaan, atau “p” yang lain, saya perlu menyampaikan sedikit basa-basi dengan membuat semacam sketsa imajiner kepada anda.

Sungguh, sekali-kali anda jangan berasumsi dan menganggap bahwa kumpulan ini berisi kitab suci, khotbah, ujaran kebencian, atau bahkan hoaks. Tidak. Sekali-kali tidak. Hanya cerpen atau semacam cerita pendek saja. Bukan yang lain. Karena itu setelah membacanya, saya harap anda tetap dengan keberadaan diri anda sendiri. Tidak perlu menjadi pribadi yang lain, yang malah membuat kita merasa asing.

Ups! Tidak, tidak. Hanya bercanda. Anda tak perlu hirau karenanya.

Baiklah. Ada limabelas cerpen dalam kumpulan ini, yang ditulis dalam rentang tigabelas tahun mulai 2005-2018. Hal tersebut tidak hanya menampilkan keragaman unsur-unsur instrinsik, seperti tema, amanat, setting, sudut pandang, dan sebagainya, tetapi juga menjelaskan jejak kepengarangan cerpenis kita ini. Fokus pembacaan dan concern-nya atas permasalahan kemanusiaan yang ditampilkan dalam karya-karyanya.

Kebanyakan cerpen dalam kumpulan ini karakternya cukup panjang, bahkan melebihi kuota yang biasa disediakan oleh koran atau surat kabar. Karena itu, tidak semuanya pernah dimuat di surat kabar. Hanya beberapa saja, seperti “#2”, “Sesuatu yang Tak Pernah Kusangka”, “Suatu Ketika di Srikahyangan”, “Seorang Pembantu, Seekor Kucing, dan Sebuah Guci yang Indah”. Sementara yang pernah muncul di jurnal dan majalah kebudayaan, yaitu cerpen “Jl. Diponegoro 46”. Serta cerpen “Jelak Kupat” yang masuk dalam antologi bersama. Sementara cerpen “Bukit Kalam”, pernah masuk dalam antologi bersama dan juga pernah dimuat di majalah kebudayaan. Selebihnya, ada yang dimuat di media online.

Tentunya, gambaran di atas bukanlah sesuatu yang menjadi ukuran berkualitas atau tidak berkualitasnya cerpen-cerpen yang dibukukan dalam kumpulan ini. Karena sesungguhnya, hanya pembaca yang bisa menentukan “nasib”-nya.

Yup, sudah. Kini, silahkan ada memasuki ruang-ruang cerpen yang tersedia. Boleh memilih pintu yang mana saja. Bahkan, jika anda ingin menutup semua pintunya, silahkan saja. Bebas saja.

Mengiringi perjalanan anda, saya ucapkan: “Selamat membaca, selamat mengapresiasi, dan selamat berkarya.”


*) Berminat, hubungi HP/WA: 085648030568 atau 085731139530

Tidak ada komentar:

Posting Komentar