Judul: #2 (Kumpulan
Cerpen)
Pengarang: Syauqi Sumbawi
Penerbit: Rumah Semesta
Hikmah bekerjasama dengan Pustaka Ilalang
Cetakan: Pertama, Juni
2020
Tebal: viii + 158
halaman
Ukuran: 14 x 20,5 cm
Pengantar Pengarang; Narasi Awal
SALAM.
Bagaimana kabar anda hari ini?! Baik-baik saja bukan?! Syukurlah. Dan tentu
saja anda baik-baik saja. Kalau tidak demikian, kita tidak mungkin berjumpa di
sini. Di depan gerbang kumpulan cerpen ini.
O,
ya. Perkenalkan, saya adalah narasi yang dimaksud-kan oleh pengarang untuk
menyambut kehadiran anda sebelum menyusuri ruang-ruang dalam #2 ini. Karena itu,
agar terkesan sesuai dengan s-o-p atau standar operasional penyambutan,
pembacaan, atau “p” yang lain, saya perlu menyampaikan sedikit basa-basi dengan
membuat semacam sketsa imajiner kepada anda.
Sungguh,
sekali-kali anda jangan berasumsi dan menganggap bahwa kumpulan ini berisi
kitab suci, khotbah, ujaran kebencian, atau bahkan hoaks. Tidak. Sekali-kali
tidak. Hanya cerpen atau semacam cerita pendek saja. Bukan yang lain. Karena
itu setelah membacanya, saya harap anda tetap dengan keberadaan diri anda
sendiri. Tidak perlu menjadi pribadi yang lain, yang malah membuat kita merasa
asing.
Ups! Tidak,
tidak. Hanya bercanda. Anda tak perlu hirau karenanya.
Baiklah.
Ada limabelas cerpen dalam kumpulan ini, yang ditulis dalam rentang tigabelas
tahun mulai 2005-2018. Hal tersebut tidak hanya menampilkan keragaman
unsur-unsur instrinsik, seperti tema, amanat, setting, sudut pandang, dan
sebagainya, tetapi juga menjelaskan jejak kepengarangan cerpenis kita ini.
Fokus pembacaan dan concern-nya atas
permasalahan kemanusiaan yang ditampilkan dalam karya-karyanya.
Kebanyakan
cerpen dalam kumpulan ini karakternya cukup panjang, bahkan melebihi kuota yang
biasa disediakan oleh koran atau surat kabar. Karena itu, tidak semuanya pernah
dimuat di surat kabar. Hanya beberapa saja, seperti “#2”, “Sesuatu yang Tak
Pernah Kusangka”, “Suatu Ketika di Srikahyangan”, “Seorang Pembantu, Seekor
Kucing, dan Sebuah Guci yang Indah”. Sementara yang pernah muncul di jurnal dan
majalah kebudayaan, yaitu cerpen “Jl.
Diponegoro 46”. Serta cerpen “Jelak Kupat” yang masuk dalam antologi bersama.
Sementara cerpen “Bukit Kalam”, pernah masuk dalam antologi bersama dan juga
pernah dimuat di majalah kebudayaan. Selebihnya, ada yang dimuat di media
online.
Tentunya,
gambaran di atas bukanlah sesuatu yang menjadi ukuran berkualitas atau tidak
berkualitasnya cerpen-cerpen yang dibukukan dalam kumpulan ini. Karena sesungguhnya,
hanya pembaca yang bisa menentukan “nasib”-nya.
Yup,
sudah. Kini, silahkan ada memasuki ruang-ruang cerpen yang tersedia. Boleh
memilih pintu yang mana saja. Bahkan, jika anda ingin menutup semua pintunya,
silahkan saja. Bebas saja.
Mengiringi perjalanan anda, saya ucapkan: “Selamat membaca, selamat mengapresiasi, dan selamat berkarya.”
*) Berminat, hubungi HP/WA: 085648030568 atau 085731139530
Tidak ada komentar:
Posting Komentar