Apakah
kau letih, sayang? Terlihat ayun batang kakimu goyah dan terdengar serak-serak
menambah aus telapak sandal perempuanmu tergores aspal jalan lokasi wisata
pesisir utara pulau Jawa. Berapa banyak waktu terpenggal yang tercatat pada
arloji perak yang melingkar di lengan kirimu. Kukira cukup lama kita bersama
disini, dalam alunan musim bulan Juli. Bila kau pandang langit, maka tak perlu
banyak waktu bagi tajam matamu untuk mengakui ketajaman sayat sang surya
nyalang. Sementara di pintu pori-pori kulit keningmu yang langsat, sesekali
kulihat bintik-bintik keringat. Aku ingin mengusapnya dengan tanganku-seperti ibu
yang kerap merapikan aku waktu kecil dulu-, namun lebih dulu terserap dan
terbawa dalam sapuan angin utara. [*]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar