Laman

Senin, 26 Oktober 2020

(NOVEL) Dunia Kecil: Panggung & Omong Kosong


Sebuah Novel A. Syauqi Sumbawi


Judul: Dunia Kecil; Panggung & Omong Kosong

Penulis: A. Syauqi Sumbawi

Penerbit: Pustaka puJAngga, Lamongan

Tahun Terbit: 11 September 2007

Tebal Buku: 219 halaman

 

A. Syauqi Sumbawa termasuk novelis muda asal Lamongan yang pernah jadi gitaris di Sanggar Suto Yogyakarta, redaktur Jurnal Kebudayaan The Sandour, penggagas sayembara puisi Van Der Wijck Award, mengelola Kostela Candrakirana, penambak ikan, serta telah menerbitkan buku Tanpa Syahwat (Cerpen, 2006), Interlude di Remang Malam (puisi, 2006) dan #2 (Cerpen, 2007). Dunia Kecil; Panggung & Omong Kosong adalah novel pertamanya. Novel ini sangat imajinatif dan penuh dengan perjalanan yang diliputi perjuangan mengungkap misteri. Di dalam novel ini, penulis mengisahkan tiga dunia sekaligus dalam rentang waktu bersamaan. Pertama, dunia nyata, yang diwakili oleh “omong kosong” antara dua tokoh, yaitu sutradara pementasan dan salah seorang penonton pertunjukan (atau bisa jadi kita sebagai pembaca). Kedua, dunia “panggung”, dengan tokoh utamanya Yangrana sebagai pemain drama pertunjukan. Ketiga, dunia Yangrana dalam melintasi “dunia kecil” yang terdapat di dalam lakon pertunjukan tersebut. Yangrana inilah yang menjadi wahana penyalur ide dan pemikiran penulis.

Perjalanan Yangrana dalam “dunia kecil” amat misterius, penuh teka-teki, dan menyimbolkan migrasi mistik dalam mengungkap rahasia hidup. Ia orang awam, bahkan ia awam dengan keberadaannya. Kehadiran orang lain membuatnya bingung dan emosi. Namun demikian, justru dari merekalah ia jadi mengerti nilai-nilai agung kehidupan seperti kesabaran, keyakinan dan kepercayaan diri. Secara instrinsik, alur novel ini meloncat-loncat, namun terarah, sehingga menciptakan suspens dalam diri pembaca yang terus dipaksa bertanya. Hanya pembaca cerdas yang akan dapat menemukan inti dari apa yang dimaksudkan penulis, yakni pembaca yang cermat mengamati suasana antara dunia dalam dan luar panggung. Novel yang diberi epilog oleh Nurel Javissyarqi ini disusun dalam 30 bagian. Setiap bagian menghadiran loncatan penceritaan yang variatif. Uniknya, novel ini menjadikan pembaca sebagai salah satu tokoh penyusun dan penggerak alur cerita. Teknik brilian dan fantastik semacam ini jarang – untuk tidak mengatakan tidak pernah – digunakan oleh penulis lain. (Fakih)


Sumber: 

http://www.jualbukusastra.com/2015/04/dunia-kecil-panggung-omong-kosong.html

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar