Sebuah
Novel A. Syauqi Sumbawi
Judul: Dunia
Kecil; Panggung & Omong Kosong
Penulis:
A. Syauqi Sumbawi
Penerbit:
Pustaka puJAngga, Lamongan
Tahun
Terbit: 11 September 2007
Tebal
Buku: 219 halaman
A. Syauqi Sumbawa termasuk novelis muda asal Lamongan yang
pernah jadi gitaris di Sanggar Suto Yogyakarta, redaktur Jurnal Kebudayaan The
Sandour, penggagas sayembara puisi Van Der Wijck Award, mengelola Kostela Candrakirana,
penambak ikan, serta telah menerbitkan buku Tanpa Syahwat (Cerpen,
2006), Interlude di Remang Malam (puisi, 2006) dan #2 (Cerpen,
2007). Dunia Kecil; Panggung & Omong Kosong adalah novel
pertamanya. Novel ini sangat imajinatif dan penuh dengan perjalanan yang
diliputi perjuangan mengungkap misteri. Di dalam novel ini, penulis mengisahkan
tiga dunia sekaligus dalam rentang waktu bersamaan. Pertama, dunia nyata, yang
diwakili oleh “omong kosong” antara dua tokoh, yaitu sutradara pementasan dan
salah seorang penonton pertunjukan (atau bisa jadi kita sebagai pembaca).
Kedua, dunia “panggung”, dengan tokoh utamanya Yangrana sebagai pemain drama
pertunjukan. Ketiga, dunia Yangrana dalam melintasi “dunia kecil” yang terdapat
di dalam lakon pertunjukan tersebut. Yangrana inilah yang menjadi wahana
penyalur ide dan pemikiran penulis.
Perjalanan Yangrana dalam “dunia kecil” amat misterius,
penuh teka-teki, dan menyimbolkan migrasi mistik dalam mengungkap rahasia
hidup. Ia orang awam, bahkan ia awam dengan keberadaannya. Kehadiran orang lain
membuatnya bingung dan emosi. Namun demikian, justru dari merekalah ia jadi
mengerti nilai-nilai agung kehidupan seperti kesabaran, keyakinan dan
kepercayaan diri. Secara instrinsik, alur novel ini meloncat-loncat, namun
terarah, sehingga menciptakan suspens dalam diri pembaca yang terus dipaksa
bertanya. Hanya pembaca cerdas yang akan dapat menemukan inti dari apa yang
dimaksudkan penulis, yakni pembaca yang cermat mengamati suasana antara dunia
dalam dan luar panggung. Novel yang diberi epilog oleh Nurel Javissyarqi ini
disusun dalam 30 bagian. Setiap bagian menghadiran loncatan penceritaan yang
variatif. Uniknya, novel ini menjadikan pembaca sebagai salah satu tokoh
penyusun dan penggerak alur cerita. Teknik brilian dan fantastik semacam ini
jarang – untuk tidak mengatakan tidak pernah – digunakan oleh penulis
lain. (Fakih)
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar