Laman

Kamis, 20 Agustus 2015

Maskerade


Malam itu seperti malam di mana langit tampak olehmu tengah ditaburi gemintang-gemintang di belakang purnama. Begitu cerah, secerah mekar wajah seorang bocah yang bergegas ke sebuah gedung dengan sebuah topeng di ayun tangannya yang gembira. Sungguh, betapa ‘kan meriah maskerade di sana. Semua berkumpul dan bersuka-ria bersama.

Melewati pintu, ia membelaikan senyum kepada dua orang resepsionis. Juga kepada mereka yang datang. Lantas memasang topeng ketika tiba terdengar lonceng mendentang, menandai dimulainya maskerade.
Tiba-tiba ia menyentakkan teriak. Menggugat suasana. Selepas tak menemukan seorang pun di antara mereka yang bertopeng seperti dirinya.
“Bukankah ini maskerade?” katanya merebut podium. “Mana topeng anda semua?”
Akan tetapi hanya tawa yang terdengar. Dan ia pun berlari dari keterasingannya. Meninggalkan mereka yang terus tertawa. Menertawakan dirinya yang masih bocah.
Sebentar ia bergabung bersama teman-temannya. Mengenakan topeng, menari, dan menyanyi dalam sebuah maskerade di sebuah taman dekat perempatan di bawah malam, seperti malam di mana langit tampak olehmu tengah ditaburi gemintang-gemintang di belakang purnama. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar