Oleh Imamuddin SA.
Judul buku: Dunia Kecil; Panggung &Omong Kosong
Pengarang : A. Syauqi Sumbawi
Jenis buku: Novel
Epilog : Nurel Javissyarqi
Penerbit : PUstaka puJAngga, Sastra
Nesia, Lamongan 2007
Tebal Buku: iv+220 hal, 12x19cm.
Dunia Kecil; Panggung & Omong Kosong merupakan
karya yang imajinatif. Karya yang penuh dengan perjalanan yang diliputi dengan
perjuangan untuk mengungkap misteri. Misteri dalam realitas cerita itu sendiri.
Sebagaimana
judul yang dipakai, Dunia Kecil; Panggung
& Omong Kosong, novel ini mengisahkan tiga dunia sekaligus dalam
rentang waktu yang bersamaan. Dunia tersebut adalah dunia nyata yang diwakili
oleh omong kosong yang dilakukan antara dua orang tokoh yaitu sutradara
pementasan dan salah seorang penonton pertunjukan. Ah tidak, bukan seorang
penonton. Bisa jadi kita sendiri selaku penbacanya. Yang kedua adalah dunia
panggung atau dunia pertunjukan drama dengan tokoh utamanya, Yangrana. Dunia
yang ketiga adalah kisah perjalanan Yangrana dalam menembus dan melintasi dunia
kecil yang terdapat di dalam lakon pertunjukan tersebut.
Yang menjadi
penggerak alur cerita dalam novel ini adalah Yangrana, Sutradara, dan seorang
Penonton. Maaf bukan penonton. Maksud saya pembaca. Eksistensi ketiga tokoh ini
sangat jelas, namun yang menjadi tumpuan utama penulis, A. Syauqi Sumbawi
adalah Yangrana. Tokoh inilah yang menjadi wahana penyalur ide dan pemikiran
penulisnya.
Perjalanan
Yangrana dalam dunia kecil merupakan sebuah perjalanan yang misterius.
Perjalanan yang penuh dengan teka-teki yang harus diungkap olehnya. Kalau boleh
diilustrasikan, perjalanan Yangrana seolah-olah menyimbolkan perjalanan
ruhaniah seorang mistikus dalam mengungkap tabir kehidupan.
Di dalam dunia
kecil tersebut, Yangrana berposisi sebagai orang yang awam. Orang yang tidak
mengerti apa-apa dan bahkan ia pun tidak mengerti dengan keberadaanya saat itu.
Setiap orang yang dijumpainya dalam dunia kecil tersebut, justru malah
membuatnya semakin bingung. Setiap kali bertanya masalah keberadaanya, ia
justru dihadapakan dengan persoalan-persoalan yang baru. Ia justru dihadapkan
dengan teka-teki yang sanggup memicu timbulnya amarah.
Meskipun setiap
orang yang ditemui Yangrana di dunia kecil tersebut membuatnya bingung dan
emosi, mereka juga kerap menanamkan nilai-nilai kepribadian yang lebih.
Nilai-nilai tersebut tidak hanya tertuju kepada Yangrana semata, melainkan juga
mengarah kepada para pembaca. Beberapa di antara nilai-nilai tersebut adalah
nilai kesabaran, keyakinan, dan percaya diri.
Sabar merupakan
modal utama dalam menjalani kehidupan. Hal itu disebakan oleh, setiap kehidupan
pasti terdapat suatu bentuk hambatan, ujian, dan tantagan. Semua itu haruslah
dihadapi dengan penuh kesabaran agar seseorang kuat dalam menjalaninya. Selain
itu, kesabaran merupakan pondasi awal dalam diri seseorang sebelum ia melakukan
suatu perubahan yang sangat besar dan menyeluruh. Nilai kesabaran yang
ditanamkan adalah; “Benar sekali. Karena
di mana pun, hanya yang mempunyai kesabaran yang bisa beradaptasi. Pertahanan
diri yang pertama sebelum melakukan evolusi” (hal: 42).
Masalah
keyakian merupakan masalah yang pokok dalam kehidupan seseorang. Keyakinan
berorientasi pada personalitas seorang individu yang tidak dapat diganggu-gugat
dan tidak dapat dipaksa-paksakan. Hal tersebut berorientasi kepada apa saja,
baik ketuhanan, agama, ideologi, kebenaran, maupun yang lainya. Meskipun
demikian, keyakinan seseorang bisa berubah-ubah dan tidak tetap. Kadang kuat
dan kadang melemah. Semua itu tinggal sugestilah yang memegang peranan penting.
Sugesti yang kuat dalam mempengaruhi-lah yang nantinya sanggup mengarahkan
pilihan seseorang selanjutnya. Nilai keyakinan yang tercantum adalah; “Anda yakin sekali, Tuan Yangrana. Akan
tetapi perlu anda tahu, keyakinan sifatnya tidak permanen. Seperti iklim cuaca
yang begitu mudah berubah. Seperti temperatur. Kadang di puncak dan kadang di
titik terrendah. Anda harus paham itu dan berhati-hati” (hal: 93).
Sifat percaya
diri keberadaanya juga sangat penting dalam diri seseorang. Dengan demikian,
sifat tersebut perlu untuk ditumbuhkembagkan. Hal itu disebabkan oleh sifat
percaya diri mampu menciptakan daya semangat hidup dalam diri seseorang.
Seseoarang akan terlihat lebih bersemangat dalam menjalani realitas kehidupan
yang ada jika ia memiliki sifat percaya diri yang tinggi. Namun perlu diingat,
sifat percaya diri yang sangat berlebihan juga kurang baik dalam diri
seseorang. Nilai sifat percaya diri yang terungkapkan adalah; “Kenapa anda masih bingung meskipun
interpretasi anda tentang dunia kecil adalah sebuah jawaban yang benar,
menunjukkan bahwa anda ragu-ragu. Apalah artinya kebenaran jika disikapi dengan
keragu-raguan?!” (hal: 92).
Masih cukup
banyak nilai-nilai lain yang terdapat di dalam novel ini. Nilai-nilai tersebut
dapat dijadikan cermin dalam menjalani realitas kehidupan yang ada. Masuklah ke
dalam dunia kecil. Berjalanlah dan telusurilah lorong-lorong misteri yang ada
di dalamnya, selaksa Yangrana yang mencari hakekat keberadaanya. Sungguh, hikmah
kehidupan akan bermekaran selaksa kuncup bunga yang sedang mengembang. Dan
petiklah!
Dari bangun
intrinsiknya, ada satu permainan alur yang cukup unik di dalam novel ini. Di
dalam novel ini, penulis secara sengaja menyematkan konstruksi alur yang
meloncat-loncat, namun konstan dan terarah. Alurnya tidak serampangan dan
tersusun secara apik. Loncatan-loncatan itu menimbulkan efek yang baik dalam
karya tersebut, yaitu menimbulkan adanya suspens antara pembaca dengan karya
itu sendiri. Yang menjadi titik pangkalnya adalah timbulnya foreshadowing dalam
alur cerita sehingga menjadikan pembaca bertanya-tanya dan tertarik untuk
mencari dan membaca kejadian-kejadian yang akan terjadi pada tokoh selanjutnya.
Selain semua
itu, susunan alur yang demikian juga mampu membingungkan pembaca. Mereka yang
kurang jeli, kurang teliti, dan kurang khusuk dalam membaca, maka akan
mengalami hambatan saat melakukan pemahaman. Mereka kurang dapat menikmati
dalam proses membaca, bahkan sanggup mengalami kejenuhan. Mereka juga akan bingung
sendiri sebab tidak mampu menemukan kesatuan ide penceritaan. Jadi, dalam
proses membaca perhatikan betul loncatan sekaligus perubahan alur ceritanya.
Cermati dengan seksama antara suasana dunia panggung dengan di luar panggung.
Novel ini disusun ke dalam tiga puluh bagian buku. Setiap bagianya menghadirkan loncatan-loncatan yang cukup variatif. Dan dimunculkan dalam bentuk perubahan setting penceritaanya. Yang paling unik lagi, novel ini mengajak pembaca berdialog secara langsung. Pembaca dijadikan salah satu tokoh penyusun dan penggerak alur ceritanya. Hal itulah yang kiranya sungguh fantastik dan brilian yang dilakukan penulisnya. Suatu teknik yang jarang dan bahkan bisa dibilang belum pernah di terapkan oleh penulis sebelumnya. Dan akhirnya, selamat membaca! Selamat menyelami! Selamat menikmati! Temukan segala yang menjadi misteri.[*]
Sumber:
http://sastra-indonesia.com/2008/08/mengintip-dunia-di-dalam-dunia/?fbclid=IwAR0ddwjpmqQ63-uzGE7S-Fv-HzVSdedHQEGCcTIE5hUqCS7XeqgtBIOcasE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar