Puisi A. Syauqi Sumbawi
ke mana angin membawa kepaknya
burung putih tersentak di
depan pintu, terbang berlalu
terusir tumpahan dada yang
menggunung-ledak
bukan sebab waktu 1001
melenggang tak mengenalku
yang kukejar dan kupanggil
sejak hitungan ke-1
menggumpal sesal mendapati dia
lantas pergi
sebab tak berdaya, tumpah
segalanya di dada
hai, ke mana angin membawa
kepaknya
padahal, dia datang penuhi
undangan
denganku di telaga menggambar
purnama
membunuh permusuhan dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar