Puisi A. Syauqi Sumbawi
pada kisah hujan
kubaca darah mengucur dari tubuh perawan
anyir, bersama nasib yang getir
di altar puja, nyawa mengganti dupa
ya, maulana
apakah asal langit hidup manusia demikian pahit
darah tak juga basah
menambah kelam bongkah kerontang
ya, malik
kusimak gumpal awan di telapak tangan
bersama iradah, menetes pada khidmah tengadah
kuasa segala semesta
ya, ibrahim
kulihat rintik pada terik, derai menyemai
dari pengunungan mengalir, hijau pematang
palawija dan toga dalam tubuhnya
pada kisah hujan yang kaubawa
sebelum mereka pun sengit menerka langit
dan kau dalam kelana makrifah
membumikannya, ketika memanggil manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar