Puisi A. Syauqi Sumbawi
lalu amarah tumpah
sebab tak berdaya
kepulan asap mengeruhkan udara
pecahan kaca mencekam tanah
rupanya kita masih menyimpan
sisa-sisa janji hitam, dendam
belum rela sepenuhnya
hingga secuil api
yang entah dari mana datangnya
langsung saja kita tiup
tanpa mendekap tanda tanya
dulu
kian besar dan membakar
namun siapa si penyulut api
yang tinggal di antara gapura
perbatasan
tertawa menghitung masa
entah, kapan meledak
2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar