Laman

Rabu, 28 Oktober 2020

(PUISI) Malam Pengadilan


Puisi A. Syauqi Sumbawi

 

 

pagi tadi, berlemparan ludah bawang di sini

adalah saksi, tali kekang sungguh gampang

melenggang dari pegang

ketika gatal-gatal tanpa sengaja tercipta

dari hembusan nafas di sebelah kita

 

jauh-jauh hari kita mengiya-iya sudah mengerti

bermula tatapan mata manusia bercinta

demi iqlima, habil tewas di tangan qabil juga

 

jauh-jauh hari rupanya hanya lebih tak peduli

—lantas muntah tak sempat mengunyah—

atas nama eksistensi, acuhkan saja!

“cuh, bangsat!”

 

malam ini menelanjangi

—pengadilan sendiri—

tersulut tanya: apa itu cinta?

dan ternyata, banyak yang telah pergi

—kau juga—

 

 

2004

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar