Puisi A. Syauqi Sumbawi
pagi tadi, berlemparan ludah bawang di sini
adalah saksi, tali kekang sungguh
gampang
melenggang dari pegang
ketika gatal-gatal tanpa sengaja
tercipta
dari hembusan nafas di sebelah kita
jauh-jauh hari kita mengiya-iya sudah
mengerti
bermula tatapan mata manusia bercinta
demi iqlima, habil tewas di tangan qabil
juga
jauh-jauh hari rupanya hanya lebih tak
peduli
—lantas muntah tak sempat mengunyah—
atas nama eksistensi, acuhkan saja!
“cuh, bangsat!”
malam ini menelanjangi
—pengadilan sendiri—
tersulut tanya: apa itu cinta?
dan ternyata, banyak yang telah pergi
—kau juga—
2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar