Puisi A. Syauqi Sumbawi
seorang penyanyi terbunuh pada upacara
kelahiran
yang digagalkan demonstrasi
menang sendiri
ketika baru dua hari tinggal
di rumah gendut
selepas kembali dari
perjalanan bersama angin
murka selembar dasi perut
besar membungkamnya,
mengunjungi calo yang
menawarkan desah
dan gula-gula seorang boneka
kaku
menggantikan lagu hari-hari
tak bernama
usia bulan tanggal delapan
meneriakkan rock ‘n roll
di lorong-lorong dengan nada
sumbang
selepas menenggak
ketaksadaran,
meratapi kematian hari-hari
tanpa harmoni
rok merah jambu setahun yang
lalu
mencari lagu biru di antara
obrolan panjang
hasrat tersembunyi
tentang suami-suami tetangga
yang masih perjaka
ah, seorang penyanyi terbunuh
kini, bersemayam bersama
butir-butir pasir di gurun sepi
menanti cinta yang tak kunjung
menyapa, sukma
yang melampiaskan diri sepanjang
hari
2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar